di sini,” ujarnya tegas dan menyilangkan tangan di atas dada. “Lagipula … dia akur dengan yang lain.” Kat menyelesaikan ucapannya dengan kedipan mata kepada lelaki pirang yang memberikan penghormatan ejekan.
Quinn bangkit dari kursinya dan mendekati Kat, meletakkan lengan di sekitar pinggangnya untuk menariknya mendekat. “Aku akan memperhatikanmu … betul?” dia bergumam penuh riang, namun tatapan matanya mengisahkan hal yang berbeda.
“Bisakah kita mengesampingkan ini?” tanya Kane dari dalam bayangan.
Semua orang kecuali Michael melompat kaget. Dia telah begitu diam hingga tidak ada yang tahu dia di sana.
“Setuju,” uajr Warren. “Aku kira semua orang tahu mengapa kita di sini.” Dia melihat Chad yang mengangguk sekali menandakan dia mengerti sebelum mengarahkan pandangannya ke Trevor dan Zachary. “Sebelum kita membahas apa yang terjadi di perkuburan, aku punya pertanyaan untuk Trevor.”
Trevor menyipitkan mata, “Misalnya?”
“Makhluk apa kamu?” tanya Devon memotong Warren.
“Aku perubah wujud sama seperti kebanyakan orang di sini,” jawab Trevor.
Kane mendegus di balik bayangan dan membuat semua orang melihat ke arahnya.
“Kamu tahu sesuatu tentang dia?” tanya Envy. Bukan berarti dia akan menelan mentah-mentah kata-kata dari Trevor … dia sudah membuktikan pembohong besar seperti apa dia.
“Mungkin, namun kamu harus bersikap sangat baik kepadaku jika kamu ingin tahu,” ujar Kane dengan rasa riang dalam suaranya. Dia mungkin akan menyalahkan moodnya jika bangun pada sisi ranjang yang salah, namun sialnya… dia belum tidur.
Devon berdiri dan mengangkat Kane ke udara dengan memegang kerah jaketnya. “Kukira kita sudah cukup dengan bersikap baik,” jaguar menggeram.
Kane menyeringai pada perubah wujud, “Aw, sayang sekali. Aku sudah memberi tahu anak anjingku betapa manisnya dirimu dan dia senang sekali soal bertemu teman bermain baru.” Mereka berdua tahu siapa pecundangnya jika mereka memutuskan untuk berkelahi … dan itu bukan anak kucing.
“Anak anjingmu?” tanya Jewel, matanya berbinar membayangkan sesuatu yang imut dan menggemaskan. Bibirnya mengerucut memikirkan seekor anjing dalam ruangan penuh kucing.
“Itu seekor kelinci debu berukuran besar,” gerutu Michael.
Warren mencubit batang hidungnya dan Quinn harus bersusah payah menahan tawa atas kakak ipar jaguarnya.
“Devon, turunkan Kane dan duduk kembali ke kursi,” Warren memperingatkan. “Kita akan selesaikan pembahasan tentang Trevor nanti.”
Nick, Devon, dan Kat semuanya melihat Warren dengan mata melebar. Jika orang rata-rata tidak mengenal Warren, mereka mungkin akan mengabaikannya. Warren bersemangat soal adanya perubah wujud baru di area ini dan dia ingin mempelajari lebih lanjut tentang jenis yang belum dikenal.
Devon menurunkan kembali Kane dan menghempaskan diri di kursi sebelah Warren. Pintu terbuka dan Kriss berjalan masuk dengan Tabatha menggelayut di lengannya. Devon membiarkan senyumnya terkembang pelan saat dia melihat seorang vampir pirang. Dia mungkin tidak mampu menempatkan Kane di tempatnya, namun pria yang baru saja masuk bisa dan dia tahu Kriss had tidak suka vampir yang diubah.
“Apa kami terlambat?” tanya Tabatha senang bahwa dia akan memenangkan perdebatan dengan Kriss untuk datang ke pertemuan. Terkadang Kriss bisa terlalu over protective… sangat.
“Tidak, kalian tepat waktu,” ujar Envy. “Kami belum benar-benar mulai.”
Tabatha bergabung dengan para wanita di bar dan mengambil kursi sementara Kriss berhenti di dekat Chad.
Jantung Kane melompat menuju tenggorokannya ketika Tabatha berjalan masuk dan dia harus melawan keinginan untuk meraihnya dan membawanya menjauh dari sini. Dia melangkah mundur semakin jauh ke dalam bayangan sehingga hanya siluetnya yang sedikit kelihatan. Matanya mengarah ke malaikat jatuh dan dia meringis dalam hati pada pandangan yang didapatkan dari pria.
“Kita perlu mempelajari lebih lanjut tentang iblis yang terperangkap di perkuburan,” lanjut Warren. “Kita perlu tahu seperti apa penampilannya dan karena Dean tidak ada, hanya Kane satu-satunya yang pernah melihatnya.”
Kane mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakan koreknya. Cahaya menerangi wajahnya untuk beberapa saat sehingga mereka bisa melihat betapa merepotkan matanya.
Tabatha lupa bernafas saat matanya mengarah ke api kecil dan melihat Kane. Bibirnya yang sempurna sedikit mengerucut saat dia menyalakan rokok dan matanya ditutupi bayangan bulu mata gelap. Entah dibayangi atau tidak, dia bisa merasakan tatapannya menyentuh seolah tangan pria itu sedang mengelut kulitnya. Merasa teralihkan oleh sesuatu yang mengusap tangannya, dia mencari sekeliling untuk menemukan Kriss yang sekarang berdiri tepat di sampingnya.
“Namanya Misery,” ucap Kane setelah beberapa saat. “masalahnya adalah … Aku tidak terlalu yakin akan penampilannya.”
“Bagaimana bisa kamu tidak tahu seperti apa tampaknya?” tuntut Kriss dengan gusar yang tampak di wajahnya. “Kamu berada di bawah sana dengan Dean selama entah siapa yang tahu.”
“Boleh saya selesaikan dulu, makhluk berbulu?” tanya Kane dengan nada sarkas.
Kriss menyipitkan pandangan menunjukkan kebencian.
“Bagus,” balas Kane. “Alasan mengapa aku tidak benar-benar tahu tampangnya adalah karena dia terus-menerus mengubah penampilan. Pada satu momen dia berwujud anak gadis kecil yang cantik dengan kepribadian sangat buruk, berikutnya sebagai mayat membusuk, sebuah awan hitam gelap, dan terakhir sebagai seorang wanita cantik. Tampaknya itu wujud favoritnya. Dia sangat kuat jika dia mampu menahan dua malaikat jatuh di dalam kamar itu dalam waktu yang bersamaan.”
Kriss menarik nafas dalam dan mengangguk, “Beberapa dari para iblis dikenal memiliki jenis kekuatan itu.”
“Kita memiliki seorang ahli iblis yang sedang menuju ke sini.” ujar Zachary akhirnya. “Penerbangannya akan segera tiba dalam beberapa jam. Ketika dia tiba di sini, akan paling baik jika kita menyerahkan urusan Misery kepadanya.”
Kane mengangkat alis, “Perempuan?”
“Ya,” ujar Trevor. “Namanya Angelica. Dia mendapatkan informasi tentang hampir setiap legenda, mitos, dan dongeng di seluruh dunia. Jika ada jenis cerita tentang tentang Misery, maka dia akan memiliki di dalam flash drive miliknya.”
Alicia menghela nafas frustrasi, “Baiklah, dia boleh memiliki iblis. Aku ingin tahu apa yang akan kita lakukan tentang menemukan Micah.”
“Micah bisa mengurus dirinya sendiri,” balas Quinn.
Kenyataan bahwa selama argumen terakhir antara dia dan Micah, dia memerintahkan Micah untuk berdiam diri namun adiknya tidak menurut dan itu hanya berarti satu hal … mereka sekarang memiliki dua pemimpin dalam kelompok singa gunung dan itu adalah sesuatu yang belum pernah terjadi. Di masa lampau, hal itu hanya menyebabkan pertarungan hingga mati.
Quinn mencintai Micah dan bangga akan dirinya yang bertekad kuat. Hal terakhir yang dia inginkan adalah salah satu argumen mereka lepas kendali.
“But dia tidak tahu apapun yang terjadi,” Alicia menyeru menyampaikan alasan yang bisa dipikirkannya untuk membuat mereka menemukan dia. “Bagaimana seandainya dia menuju Misery dan terluka … atau terbunuh? Hilang atau tidak, dia adalah bagian dari klan.”
“Kamu tidak bisa berdebat dengan logikanya bocah tua,” jawab Kane membaca pikiran Quinn.
Alicia meliriknya di bayangan dan merona sebelum memalingkan muka. Senang rasanya mendengar seseorang mendukungnya secara verbal meskipun cuma sekali. Yang tidak diketahui Alicia adalah bahwa seluruh anggota keluarganya telah memikirkan Micah dan kali terakhir mereka benar-benar melihatnya; tepat setelah dia terlibat dengan Anthony.
Kane mengembalikan senyumnya walaupun dia tidak bisa melihatnya. Tampaknya, hanya dia satu-satunya dalam kelompok yang memiliki keberanian.
“Terakhir